Pengendalian merupakan
salah satu fungsi manajemen yang pokok yang ada dalam sebuah
organisasi/perusahaan. Pengendalian merupakan suatu proses yang menjamin bahwa
kegiatan-kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Sedangkan istilah pengendalian dalam akuntansi manajemen merupakan seperangkat
prosedur, alat, pengukuran kinerja, sistem, dan pendorong yang digunakan
organisasi untuk memandu dan memotivasi seluruh karyawan dalam mencapai tujuan
strategis organisasi (Atkinson: 342).
Sistem pengendalian
dalam sebuah organisasi harus didesain sebaik mungkin untuk mencapai tujuan
organisasi yang efektif dan efesien. Beberapa karakteristik dalam pendesainan
sistem pengendalian yang baik harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu
pertimbangan teknis dan pertimbangan perilaku. Dalam pertimbangan teknis,
pendesainan sistem pengendalian yang baik harus memperhatikan informasi yang
relevan sehingga bisa menghasilkan keputusan yang berguna, serta mendesain
sistem secara komprehensif yang mencakup semua aktifitas yang terkait dalam
seluruh rantai nilai organisasi/perusahaan. Pertimbangan perilaku juga sangat
menentukan untuk membuat sistem pengendalian yang baik. Sebuah sistem harus
memasukkan unsur kode etik yang dapat diterima oleh seluruh komponen yang ada
dalam organisasi sehingga hal tersebut dapat membantu organisasi dalam
mengatasi konflik dan memecahkan konflik etika ataupun dilema etika yang
terjadi antara individu/karyawan dengan organisasi.
Agar efektif, sistem
pengendalian manajemen harus disejalankan/diselaraskan dengan strategi dan
tujuan organisasi/perusahaan. Sebagai contoh, strategi perusahaan untuk
menyediakan produk dan pelayanan inovatif untuk meningkatkan pangsa pasar di
segmen pelanggan kunci dan mengurangi biaya serta menargetkan pelanggan yang
sensitif terhadap harga, maka sistem pengendalian harus memperkuat tujuan
tersebut, dan perusahaan seharusnya mengaitkan penghargaan manajer dengan
pencapaian ukuran yang ditargetkan. Sistem pengendalian tersebut juga harus
bisa memotivasi manajer dan karyawan lainnya agar tujuan yang akan dicapai bisa
selaras dengan tujuan organisasi secara keseluruhan (goal congruence). Sistem pengendalian manajemen dalam kaitannya
dengan sistem penghargaan (rewards
sistem) akan semakin memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya.
Perusahaan bisa menggunakan dua bentuk penghargaan yaitu extrinsic rewards (penghargaan berbentuk moneter) dan intrinsic rewards (penghargaan
berbentuk nonmoneter). Extrinsic rewards
merupakan penghargaan yang diberikan perusahaan kepada karyawan dalam bentuk
moneter seperti bonus kas, bonus saham, profit sharing, gain sharing, dll untuk
memotivasi karyawan sehingga meningkatkan kinerjanya. Sedangkan intrinsic rewards merupakan penghargaan
dalam bentuk nonmoneter seperti pemberian ucapan selamat, pemberian kekuasaan
ataupun rasa bangga karena bekerja pada perusahaan yang berhasil, dll.
Para karyawan juga harus
dilibatkan dalam pembuatan keputusan dan pendesainan sistem pengendalian
manajemen. Hal ini karena karyawan merupakan asset terbesar perusahaan yang
akan memberikan manfaat luar biasa apabila mereka dilibatkan dalam pembuatan
keputusan, yaitu meningkatnya tanggung jawab moral karyawan, komitmen terhadap
keputusan yang dibuat, dan munculnya kepuasan karyawan terhadap pekerjaannya.
Selain itu, partisipasi karyawan akan membantu organisasi/perusahaan dalam
mengumpulkan informasi penting tentang pekerjaan dan proses-proses dari
individu/karyawan yang melakukan pekerjaan tersebut. Hal ini karena adanya
tingkat manajemen yang berbeda dalam sebuah organisasi sehingga kebutuhan dan
pemahaman informasinya juga berbeda dalam tugas yang dilakukan oleh masing-masing
karyawan atau tingkat manajemen.
Bagian terakhir yang
penting dalam sebuah sistem pengendalian manajemen adalah budget yaitu suatu
ikhtisar hasil yang akan diharapkan dari pengeluaran yang disediakan untuk
mencapai hasil tersebut. Apabila tidak sesuai dengan budget, baik penerimaan dan
pengeluaran maupun hasil yang diperoleh maka perusahaan itu tidak efektif
karena terdapat penyimpangan. Dua hal yang berhubungan dengan budget: (1) mendesain
proses anggaran yaitu bagaimana seharusnya anggaran itu ditentukan, siapa yang
harus terlibat dalam proses anggaran, dan apakah pada level yang sulit
seharusnya anggaran tersebut disusun untuk memberikan pengaruh yang lebih besar
pada motivasi dan kinerja seseorang. Ada tiga metode yang secara umum bisa
digunakan dalam penyusunan anggaran yaitu: authoritative budgeting,
participative budgeting, dan consultative budgeting. (2) mempengaruhi proses
anggaran yaitu bagaimana orang bisa mempengaruhi anggaran untuk mencapai tujuan
mereka dan bagaimana dampak anggaran tersebut kepada seseorang sehingga
memberikan motivasi untuk meningkatkan kinerjanya.
Jadi
sistem pengendalian manajemen merupakan suatu alat untuk mengumpulkan dan
menggunakan informasi untuk membantu dan mengkoordinasikan keputusan
perencanaan dan pengendalian di seluruh organisasi dan untuk membimbing
perilaku para manajer dan karyawan lainnya. Sistem pengendalian manajemen yang
efektif adalah yang: (1) sangat sejalan/selaras dengan strategi organisasi, (2)
sesuai dengan struktur organisasi dan diterima oleh anggota organisasi , (3)
Fleksiibel, objektif, dan komprehensif, (4) memotivasi manajer dan karyawan
lain untuk memberikan usaha dan meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai
tujuan organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar